‘
Apakah Dia akan datang lagi malam ini? ‘
Akhir-akhir ini aku sering didatangi
tamu tak diundang. Dia seperti penyusup. Walaupun sebenarnya dia tidak merugikanku,
namun aku harus memberikan sebuah pelajaran agar dia jera.
‘ Kali ini aku harus menangkapnya dan menghukumnya. Atau ? ‘ aku
terdiam. Pikiran itu terlintas di benakku.
‘ Atau aku
harus membunuhnya. Agak kejam memang.
’ aku mengedikan bahu.
Aku dalam keadaan siaga. Aku melihat sebuah gerakan
didekat pintu. Aku yang sedang terbaring di tempat tidurpun mulai bangkit. Aku duduk
di tepi tempat tidurku mengamatinya.
‘ Benar itu
dia! ‘ aku tersenyum licik.
Dia terdiam sedang mengawasi sekitarnya dengan
kulit kecoklatannya aku bisa dengan mudah mengenalinya.
Aku berjalan mengendap-ngendap sambil
mengedarkan pandangan mencari benda yang dapat digunakan untuk melumpuhkannya. Mataku
terpaku pada sebuah sapu yang berada didekat jendela. Tanpa piker panjang aku
mengambilnya dan memposisikannya di depan dadaku.
Aku mulai mendekatinya dengan perlahan. Dia sepertinya
belum menyadari kedatanganku. Aku masih mencoba berhati-hati dalam melangkah
sambil mengeratkan peganganku pada sapu.
‘ Sebentar
lagi ‘ pikirku. Jarak kami hanya beberapa meter lagi, dan dia masih belum
tau tentang keberadaanku.
‘ Selamat
tinggal Tamu tak Diundang ‘ ucapku dalam hati. Aku mencoba mengayunkan
sapuku ke atas, namun sebelum berada di atas. Ujung sapuku malah menyenggol vas
bunga di atas buffet sehingga vas bunga itu jatuh. Dia kaget dan membalikan
badannya. Kami berdua bertatapan. Sebelum aku sadar, dia sudah melarikan diri
dalam kegelapan.
Aku marah. Kubanting sapuku kelantai.
“ DASAR KECOAK SIALAN!!!! “ jeritku frustasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment