Sabtu, 16 Maret 2013

Tamu tak Diundang



                   ‘ Apakah Dia akan datang lagi malam ini? ‘
            Akhir-akhir ini aku sering didatangi tamu tak diundang. Dia seperti penyusup. Walaupun sebenarnya dia tidak merugikanku, namun aku harus memberikan sebuah pelajaran agar dia jera.
            ‘ Kali ini aku harus menangkapnya dan menghukumnya. Atau ? ‘ aku terdiam. Pikiran itu terlintas di benakku.
Atau aku harus membunuhnya. Agak kejam memang. ’ aku mengedikan bahu.  
Aku dalam keadaan siaga. Aku melihat sebuah gerakan didekat pintu. Aku yang sedang terbaring di tempat tidurpun mulai bangkit. Aku duduk di tepi tempat tidurku mengamatinya.
Benar itu dia! ‘ aku tersenyum licik.
Dia terdiam sedang mengawasi sekitarnya dengan kulit kecoklatannya aku bisa dengan mudah mengenalinya.
Aku berjalan mengendap-ngendap sambil mengedarkan pandangan mencari benda yang dapat digunakan untuk melumpuhkannya. Mataku terpaku pada sebuah sapu yang berada didekat jendela. Tanpa piker panjang aku mengambilnya dan memposisikannya di depan dadaku.
Aku mulai mendekatinya dengan perlahan. Dia sepertinya belum menyadari kedatanganku. Aku masih mencoba berhati-hati dalam melangkah sambil mengeratkan peganganku pada sapu.
Sebentar lagi ‘ pikirku. Jarak kami hanya beberapa meter lagi, dan dia masih belum tau tentang keberadaanku.
Selamat tinggal Tamu tak Diundang ‘ ucapku dalam hati. Aku mencoba mengayunkan sapuku ke atas, namun sebelum berada di atas. Ujung sapuku malah menyenggol vas bunga di atas buffet sehingga vas bunga itu jatuh. Dia kaget dan membalikan badannya. Kami berdua bertatapan. Sebelum aku sadar, dia sudah melarikan diri dalam kegelapan.
Aku marah. Kubanting sapuku kelantai.
“ DASAR KECOAK SIALAN!!!! “ jeritku frustasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment